Manasik

Manasik

Hati-Hati! Hal-Hal Inilah yang Menyebabkan Kita Harus Membayar Dam Saat Umroh

Umroh adalah ibadah yang penuh keutamaan. Namun, karena ketidaktahuan atau kelalaian, tidak sedikit jamaah justru terkena kewajiban membayar dam (denda) selama menjalankan umroh. Dam bukan hanya sekadar denda administratif, tapi merupakan bentuk kafarah (penebus kesalahan) dalam ibadah yang sangat serius dalam syariat. Itulah mengapa penting bagi setiap calon jamaah untuk memahami larangan-larangan dalam ihram, dan mengikuti bimbingan dari travel yang memiliki SOP pendampingan ibadah yang jelas, agar tidak melakukan pelanggaran yang bisa berujung pada kewajiban dam. Apa Itu Dam? Dam berasal dari kata Arab yang berarti “darah”, karena bentuk dam yang paling umum adalah menyembelih kambing. Dam dikenakan pada jamaah yang melanggar aturan ihram, seperti memakai pakaian terlarang, memotong rambut sebelum waktunya, atau melewati miqat tanpa berihram. Jenis dam dapat berupa: Hal-Hal yang Membuat Jamaah Umroh Wajib Membayar Dam 1. Melewati Miqat Tanpa Ihram Sering kali jamaah pemula tidak tahu bahwa sebelum pesawat mendarat di Jeddah, mereka sudah harus berniat dan memakai pakaian ihram. Bila sudah melewati miqat (seperti Yalamlam) dan baru berihram setelahnya, maka terkena dam. 2. Memakai Pakaian Berjahit (Laki-laki) Pakaian seperti kaos, celana, atau bahkan celana dalam tidak boleh dipakai saat dalam kondisi ihram bagi laki-laki. Sayangnya, masih banyak yang tidak tahu dan baru sadar setelah terlanjur. 3. Menutup Kepala (Laki-laki) atau Wajah (Perempuan) Menutupi kepala dengan peci, sorban, topi atau menempelkan cadar ke wajah saat ihram adalah pelanggaran. Termasuk memakai masker medis yang terlalu rapat. 4. Memotong Rambut atau Kuku Sebelum Tahallul Beberapa jamaah tidak sadar bahwa mencabut rambut atau memotong kuku sebelum tahallul adalah pelanggaran yang bisa membuat mereka wajib membayar dam. 5. Melakukan Hubungan Suami Istri Saat Ihram Bagi pasangan suami istri, ini penting. Berhubungan saat ihram (belum tahallul) adalah pelanggaran berat dan bisa membatalkan umroh Apakah Semua Jamaah Wajib Bayar Dam Jika Melanggar? Tidak semua pelanggaran langsung membuat wajib bayar dam. Namun kebanyakan pelanggaran dalam ihram—terutama yang dilakukan dengan sadar atau lalai—mengharuskan dam. Dan ini tidak bisa dianggap enteng. Di sinilah pentingnya bimbingan ibadah yang benar-benar memperhatikan kebutuhan jamaah, bukan sekadar asal berangkat. Umroh Tenang, Tanpa Takut Bayar Dam Membayar dam berarti ada pelanggaran yang sebenarnya bisa dihindari. Maka, memilih travel umroh yang peduli dengan edukasi dan pendampingan ibadah sangatlah penting. Mutamtour, misalnya, sejak awal selalu menekankan pentingnya manasik yang mudah dipahami, SOP pembimbingan lapangan, dan pengawasan langsung saat ihram. Dengan begitu, jamaah—baik muda maupun lansia—bisa fokus pada ibadah, tanpa khawatir ada kesalahan teknis yang membuatnya harus bayar dam. Penutup “Ibadah umroh bukan hanya soal sampai di Makkah dan tawaf, tapi soal memahami dan menjaga kesucian ibadah dari awal sampai selesai.” Hindari kewajiban membayar dam dengan ilmu, bimbingan, dan persiapan yang benar. Pilihlah travel yang benar-benar mendampingi Anda, bukan hanya menjual kursi keberangkatan. Mutamtour hadir bukan sekadar travel, tapi sahabat ibadah Anda yang “Amanah Mendampingi” sejak manasik hingga kembali ke tanah air

Manasik

Antara Hajar Aswad dan Pintu Ka’bah: Menguak Keistimewaan Multazam

Bagi siapa pun yang berkesempatan mengunjungi Ka’bah, berdiri di hadapan dinding suci ini adalah momen haru yang tak ternilai. Salah satu bagian paling istimewa dari Ka’bah yang sering menjadi tujuan para jamaah untuk berdoa adalah Multazam. Apa sebenarnya Multazam itu? Mengapa ia begitu istimewa? Dan doa seperti apa yang dianjurkan untuk dibaca di sana? Berikut penjelasannya. Apa Itu Multazam? Multazam adalah bagian dari Ka’bah yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah, dengan panjang sekitar dua meter. Tempat ini menjadi salah satu titik paling padat di sekitar Ka’bah, karena diyakini sebagai lokasi yang mustajab untuk berdoa. Multazam hanya bisa dijangkau oleh mereka yang sedang berada dalam thawaf atau setelah menyelesaikannya. Asal Usul Nama “Multazam” Kata Multazam berasal dari bahasa Arab iltazama yang berarti “melekat” atau “menempel”. Penamaan ini merujuk pada tindakan Rasulullah SAW dan para sahabat yang dahulu menempelkan dada, wajah, dan tangan mereka ke dinding Ka’bah di tempat ini, sambil berdoa dengan penuh harap. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW biasa menempelkan tubuh beliau ke Multazam dan berdoa di sana. Dari sinilah para ulama menyebut area tersebut sebagai “Multazam”, tempat di mana seorang hamba melekat erat kepada Rabb-nya, mengadu dan memohon sepenuh hati. Keistimewaan Multazam Multazam bukan sekadar bagian dari bangunan Ka’bah. Ia memiliki keutamaan spiritual yang sangat tinggi. Berikut beberapa keistimewaannya: Doa Apa yang Dibaca di Multazam? Meski tidak ada doa khusus yang secara eksplisit diajarkan oleh Nabi SAW untuk Multazam, para ulama membolehkan membaca doa apa pun sesuai kebutuhan dan hajat pribadi. Beberapa amalan yang dianjurkan antara lain: 1. Membaca Doa Ma’tsur dari Imam Nawawi Dalam kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi menuliskan doa yang bisa dibaca di Multazam: اللهم افتح لي أبواب رحمتك، وارزقني من حيث لا أحتسب، واغفر لي ذنوبي، وثبتني على الحق حتى ألقاك يا أرحم الراحمين “Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu, berilah aku rezeki dari arah yang tak disangka-sangka, ampunilah dosa-dosaku, dan teguhkanlah aku di atas kebenaran hingga aku berjumpa dengan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pengasih.” 2. Membaca Permohonan Perlindungan Beberapa riwayat juga menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memohon perlindungan dari api neraka di tempat ini. Maka tidak ada salahnya memanjatkan doa seperti: اللهم أجرني من النار“Ya Allah, lindungilah aku dari neraka.” 3. Berdoa dengan Bahasa Sendiri Karena Multazam adalah tempat istimewa, sangat dianjurkan untuk memohon segala hajat pribadi di sini. Baik itu doa untuk ampunan, keselamatan, kesehatan, keturunan, atau rezeki, semuanya boleh disampaikan dengan khusyuk, bahkan dalam bahasa Indonesia. Adab Berdoa di Multazam Berikut beberapa adab yang dianjurkan ketika berdoa di Multazam: Penutup Multazam adalah simbol kedekatan seorang hamba kepada Tuhannya. Ia menjadi saksi bisu ribuan doa yang dipanjatkan dari generasi ke generasi. Jika Allah memberi kesempatan untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci, jangan lewatkan momen berharga ini. Berdirilah di Multazam, tempelkan dada dan air mata, lalu bisikkan segala harap yang tersembunyi dalam hati. Referensi:

Manasik

Ternyata, Miqot Jamaah Umrah Itu Bisa Beda-Beda — Ini Penjelasannya

Dalam pelaksanaan ibadah umrah maupun haji, terdapat satu hal penting yang tak boleh dilewatkan: miqot. Miqot adalah batasan yang telah ditetapkan untuk memulai ihram, yakni niat dan kondisi suci dalam rangkaian ibadah. Memasuki miqot tanpa niat ihram dapat membatalkan atau mengharuskan pembayaran dam (denda), sehingga pemahaman tentang miqot sangat penting bagi setiap jamaah. Apa Itu Miqot? Kata miqot berasal dari bahasa Arab mawqit yang berarti “waktu yang ditentukan”. Namun dalam konteks ibadah haji dan umrah, miqot memiliki dua bentuk: Sebagaimana dijelaskan oleh NU Online dalam artikelnya “Ini Miqat dalam Haji dan Umrah”, para ulama sepakat bahwa miqot adalah bagian dari ketentuan syariat yang harus ditaati oleh setiap muslim yang ingin melaksanakan umrah atau haji. Macam-Macam Miqot Makani Nabi Muhammad SAW sendiri yang menetapkan titik-titik miqot bagi umat Islam dari berbagai arah dunia. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dari Ibnu Abbas RA, disebutkan lima miqot utama: Selain lima ini, ada juga beberapa miqot tambahan untuk orang yang sudah berada di Makkah dan ingin melakukan umrah lagi, seperti Tan’im, Ji’ronah, dan Hudaibiyah. Miqot yang Biasa Dipakai Jamaah Indonesia Dalam praktik perjalanan ibadah bersama masyarakan Indonesia, terdapat dua skenario perjalanan yang umum digunakan oleh jamaah, yang masing-masing memiliki miqot tersendiri: 1. Skenario Langsung Umrah ke Makkah 2. Skenario Ziarah Nabi di Madinah Terlebih Dahulu 3. Umrah Tambahan di Makkah (Umrah Sunnah) Setelah menyelesaikan umrah pertama, jamaah Mutamtour biasanya tinggal selama beberapa hari di Makkah. Bila ingin menambah pahala dengan melakukan umrah sunnah, jamaah bisa mengambil miqot dari: Dibimbing oleh Kiai, Ibadah Lebih Tenang dan Terjaga Mutamtour bukan sekadar biro perjalanan biasa. Sejak awal, Mutamtour berkomitmen menjadi travel yang amanah, serta membimbing jamaah dengan ilmu yang sesuai tuntunan syariat. Setiap keberangkatan dipandu oleh pembimbing ibadah yang berpengalaman, berlatar belakang pesantren, dan memahami kebutuhan jamaah — khususnya orang tua dan pemula dalam ibadah umrah. Bersama Mutamtour, jamaah tidak hanya diajak berziarah, tapi benar-benar dituntun untuk menjalankan ibadah umrah dengan tenang, tertib, dan penuh pemahaman. Pendekatan kami sabar dan tulus, karena kami percaya: ibadah yang baik berawal dari bimbingan yang benar. Mau Umrah? Pastikan Bersama yang Punya Ilmu Umrah adalah ibadah, bukan sekadar perjalanan wisata. Maka, jangan asal pilih travel. Pastikan Anda berangkat bersama yang berizin resmi, berpengalaman, dan dibimbing oleh kiai yang alim dan amanah. 📌 Mutamtour siap menjadi teman ibadah Anda — amanah mendampingi sejak 2013, dan dipercaya oleh ribuan jamaah. 🕋 Ingin daftar umrah atau tanya-tanya dulu? Hubungi kami sekarang di 08123401020. Ibadah yang benar dimulai dari pilihan travel yang tepat.

Manasik

Umrah: Wajib atau Sunnah? Ini Penjelasan Lengkap dari Para Ulama Empat Mazhab

Banyak orang mengira bahwa umrah hanyalah ibadah sunah. Tapi, benarkah begitu? Kalau Anda berencana menunaikan ibadah ke Tanah Suci, penting sekali untuk memahami bagaimana sebenarnya hukum umrah menurut para ulama. Ternyata, pendapat para ulama tidak seragam. Bahkan di antara empat mazhab besar pun ada perbedaan yang menarik untuk disimak. Dua Kutub Pandangan Ulama tentang Hukum Umrah Secara umum, para ulama terbagi ke dalam dua pendapat besar: 1. Umrah Itu Wajib Sekali Seumur Hidup Pendapat ini dipegang oleh mayoritas ulama dari mazhab Syafi’i dan Hanbali. Mereka menyandarkan pandangannya pada ayat: “Dan sempurnakanlah haji dan umrah karena Allah…” (QS Al-Baqarah: 196) Menurut mereka, perintah dalam ayat tersebut berlaku mutlak, dan karena tidak ada indikasi yang mengecualikan, maka umrah juga wajib bagi yang mampu — setidaknya sekali dalam seumur hidup. Hadits Nabi SAW juga memperkuat pandangan ini, seperti sabda beliau: “Haji adalah jihadnya orang tua, anak kecil, orang lemah, dan wanita.”(HR Ahmad) Dalam hadits ini, umrah disejajarkan dengan haji sebagai bentuk jihad tanpa peperangan, menunjukkan betapa pentingnya ibadah ini. 2. Umrah Itu Sunnah, Tidak Wajib Mazhab Hanafi dan sebagian ulama dari mazhab Maliki berpendapat bahwa umrah hanyalah sunah muakkadah, bukan kewajiban. Mereka merujuk pada hadits dari Jabir bin Abdillah: “Umrah itu tidak wajib, tetapi jika kamu lakukan, itu lebih baik.”(HR Tirmidzi – meskipun hadits ini dinilai lemah oleh sebagian ulama) Selain itu, mereka juga berargumentasi berdasarkan qira’at (cara membaca Al-Qur’an). Dalam salah satu bacaan, kata “al-‘umrah” dibaca dengan rafa’ (رفع) bukan nashab (نصب), yang menunjukkan bahwa umrah adalah ibadah tersendiri, tidak tergabung dengan perintah wajibnya haji. Bagaimana dengan Mazhab Syafi’i yang Mayoritas Dipakai di Indonesia? Dalam mazhab Syafi’i, memang ada dua pendapat. Namun, yang paling kuat dan banyak diikuti adalah umrah hukumnya wajib satu kali seumur hidup bagi yang mampu. Ini sejalan dengan pendapat Imam Nawawi yang menjadi rujukan besar dalam mazhab ini. Kesimpulan Pandangan Hukum Umrah Mazhab Pendukung Catatan Wajib Ya, sekali seumur hidup Syafi’i, Hanbali Berdasarkan QS Al-Baqarah: 196 dan hadits shahih Sunnah Tidak wajib, tapi dianjurkan Hanafi, sebagian Maliki Berdasarkan hadits Jabir dan qira’at tertentu Bagi kita yang tinggal di Indonesia, mengikuti mazhab Syafi’i, maka umrah bukan hanya sekadar ibadah sunah, tapi wajib ditunaikan sekali seumur hidup bagi yang mampu. Ini bukan hanya soal pilihan, tapi bagian dari menyempurnakan ibadah kita sebagai Muslim. Jangan Tunggu Nanti! Kalau hati sudah terpanggil dan kondisi sudah memungkinkan, jangan ragu untuk mulai mempersiapkan perjalanan suci Anda. Umrah bukan hanya sekadar perjalanan spiritual, tapi juga bentuk kepatuhan pada panggilan Ilahi. Mutamtour siap mendampingi setiap langkah Anda — dari persiapan, keberangkatan, hingga kembali ke Tanah Air dengan hati yang bersih dan penuh berkah. 📞 Konsultasi gratis sekarang🌐 mutamtour.com🤝 0812-3401-020 Sumber : www.nu.or.id

cara memakai kain ihrom
Manasik

Jangan Salah! Tutorial Mudah Memakai Kain Ihram dengan Tepat

Memasuki ihram adalah salah satu tahapan penting dalam ibadah haji dan umroh. Ihram tidak hanya mencakup niat, tetapi juga melibatkan penggunaan pakaian ihram sesuai aturan syariat. Berikut adalah panduan lengkap tentang cara memakai kain ihram dengan baik dan benar. 1. Pahami Komponen Kain Ihram Kain ihram untuk pria terdiri dari dua lembar kain putih tanpa jahitan: Bagi wanita, pakaian ihram berupa pakaian longgar dan menutup aurat tanpa aturan khusus mengenai warna, namun tetap menjaga kesederhanaan. 2. Langkah-Langkah Memakai Kain Ihram untuk Pria Izar (Kain Bawah): Rida’ (Kain Atas): 3. Tips Memakai Kain Ihram agar Nyaman dan Rapi 4. Hal-Hal yang Harus Dihindari Saat Mengenakan Ihram Kesimpulan : Memakai kain ihram dengan baik dan benar adalah langkah penting untuk memastikan ibadah haji dan umroh Anda sah dan diterima. Dengan memahami tata cara dan aturan penggunaan kain ihram, Anda dapat menjalankan ibadah dengan tenang dan khusyuk. Jangan lupa untuk selalu memohon petunjuk dan ridha Allah dalam setiap langkah ibadah Anda. Semoga panduan ini bermanfaat dan membantu perjalanan ibadah Anda menjadi lebih lancar. Mutamtour, Amanah Mendampingi Perjalanan Anda.

Membayar Dam - Haji dan Umroh Mutamtour
Manasik

Jangan Lakukan Hal Ini Kalau Tidak Mau Membayar Dam Saat Umroh

Ibadah umroh adalah momen yang sangat berharga. Tapi, pernah nggak sih kamu mendengar tentang dam? Dam adalah denda yang harus dibayar jika ada hal-hal tertentu yang dilakukan selama ibadah yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan. Nah, supaya ibadahmu tetap sah dan lancar tanpa ada masalah, yuk kita simak beberapa hal yang harus kamu hindari agar tidak kena dam saat umroh atau haji! 1. Jangan Memotong Rambut atau Kuku Sebelum Waktunya Salah satu kesalahan yang sering bikin jamaah kena dam adalah memotong rambut atau kuku sebelum waktunya. Kalau kamu melakukan hal ini sebelum melaksanakan ibadah tertentu, seperti tawaf atau sa’i, maka kamu bisa dikenakan dam. Hal ini karena memotong rambut atau kuku sebelum melakukan tahallul dianggap sebagai pelanggaran. Jadi, pastikan kamu sudah selesai dengan semua ritual ibadah sebelum memotong rambut atau kuku, ya! 2. Jangan Menggunakan Pakaian yang Tidak Sesuai dengan Ketentuan Ihram Pakaian ihram adalah salah satu kewajiban yang harus dikenakan selama ibadah haji atau umroh, khususnya bagi pria. Kalau kamu menggunakan pakaian yang tidak sesuai dengan ketentuan ihram, seperti pakaian berjahit atau pakaian yang mewah dan tidak sederhana, itu bisa membuat kamu terkena dam. Jadi, pastikan kamu memakai pakaian ihram yang benar-benar sesuai dengan syariat, yaitu kain yang tidak dijahit dan tidak memiliki hiasan. 3. Jangan Mengubah Niat Tanpa Alasan yang Jelas Niat adalah hal yang sangat penting dalam ibadah umroh atau haji. Mengubah niat tanpa alasan yang sah bisa membuat ibadah kamu batal atau terkena dam. Misalnya, kamu berniat untuk umroh, tapi tiba-tiba mengubah niat menjadi haji tanpa alasan yang benar-benar dibenarkan, itu bisa jadi masalah. Oleh karena itu, pastikan niatmu sejak awal jelas dan kamu tidak mengganti niat tanpa sebab yang sah. Bagi jamaah yang ingin melaksanakan umroh atau haji, menjaga ibadah agar tetap sah dan lancar sangat penting. Menghindari kesalahan-kesalahan yang bisa membuat kamu terkena dam adalah cara terbaik agar ibadahmu tetap diterima dan penuh berkah. Jangan biarkan hal-hal kecil mengganggu perjalanan ibadahmu. Ingat, yang paling penting adalah menjaga niat dan mengikuti setiap aturan yang ada!

Manasik

Kesalahan Umum dalam Memakai Kain Ihram dan Cara Memperbaikinya

Pernah nggak sih, merasa bingung saat pertama kali memakai kain ihram? Atau malah merasa ada yang salah, tapi nggak tahu apa? Tenang, ternyata banyak juga loh yang sering melakukan kesalahan kecil tapi bisa berdampak besar pada ibadah. Mari kita bahas beberapa kesalahan umum dalam memakai kain ihram, supaya kamu bisa lebih siap dan nyaman saat beribadah. Pertama-tama, banyak jamaah yang sering keliru dengan ukuran kain ihramnya. Ada yang memilih kain terlalu ketat, sehingga terasa tidak nyaman dan mengganggu pergerakan saat tawaf atau sa’i. Ada juga yang memilih kain terlalu longgar, yang malah mudah terlepas atau nggak menutupi tubuh dengan baik. Jadi, kuncinya adalah, jangan terlalu ketat dan juga jangan terlalu longgar. Coba sesuaikan lilitan kain dengan tubuhmu, supaya nyaman tapi tetap aman dan nggak gampang lepas. Selain itu, sering juga ada yang mengenakan kain ihram secara asal-asalan, nggak melilitnya dengan rapi. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan bahkan membatalkan niat ihram kalau kainnya terlepas atau nggak pas. Nah, buat kamu yang masih bingung, pastikan kain ihram dililitkan dengan benar. Kalau kamu pria, satu kain dililitkan di pinggang dan satu lagi di bahu, biar tubuh tertutup sempurna dan nggak ada bagian yang terbuka. Ada juga nih, kesalahan yang sering banget terjadi: memakai kain ihram yang kebanyakan. Kadang-kadang, karena nggak tahu, beberapa jamaah pakai kain yang terlalu banyak. Padahal, cukup dua lembar kain saja, satu buat menutupi bagian bawah tubuh, dan satu lagi buat bagian atas. Kalau lebih dari itu, bukannya nyaman, malah bisa mengganggu gerakan dan bikin ibadah nggak khusyuk. Kebersihan kain ihram juga nggak kalah penting, loh! Kalau kain ihram yang kamu pakai kotor atau terkena najis, bisa-bisa ibadahmu jadi batal. Jadi, sebelum mengenakan kain, pastikan kainnya bersih dan bebas dari najis. Jangan sampai hal kecil ini justru bikin ibadahmu terganggu. Sebaiknya, selalu cuci kain ihram dengan bersih sebelum berangkat, jadi kamu bisa lebih tenang dan fokus beribadah. Jadi, dengan sedikit perhatian dan pemahaman, kamu bisa menghindari kesalahan-kesalahan kecil ini dan melaksanakan ibadah umroh atau haji dengan lebih nyaman dan khusyuk. Kalau kamu sudah benar dalam mengenakan kain ihram, dijamin ibadahmu bakal lebih lancar, deh!

Scroll to Top